Resume Makalah Kelompok 1
(Tafsir
Kandungan Surah Al Fatihah)
A. Surah Al Fatihah Ayat 1-7
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ١ ٱلۡحَمۡدُ
لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣ مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤ إِيَّاكَ نَعۡبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ ٥ ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ
أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧
B.
Terjemahan
“Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (1). Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam (2). Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (3). Yang
menguasai di Hari Pembalasan (4). Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan (5). Tunjukilah kami jalan yang lurus
(6). (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat
(7)”.
C. Penafsiran Ayat
(Penjelasan)
Surat Al Fatihah
merupakan surat pertama dalam Al- Qur’an. Dan salah satu Surat makiyah. Al
fatihah berisi tujuh ayat dan di sebut dengan surat Al- Fatihah, karena surat
ini adalah surat pembuka dalam susunan surat pada mushaf Al- Qur’an. ( Bukan
berdasarkan waktu turunnya ). Dan adapun tafsir mengenai surat ini bisa
diuraikan sebagai berikut:
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Artinya: “Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
ٱلۡحَمۡدُ
لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
Artinya : Segala puji
bagi Allah tuhan semesta alam.
Secara bahasa, kataٱلۡحَمۡدُ Pada surat Al- Fatihah memiliki makna, Pujian
terhadap sesuatu pemujaan. Sedangkan kata لِلَّهِ adalah ismu ‘alam dari sebuah
dzat yang suci yang tidak ada sekutu baginya[1].
Sedangkan menurut Abu ja’far ibnu juroiri kata ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ memiliki
perngertian sebagai berikut : “Bersyukur kepada Allah, murni dan tanpa
menyembah kepada selainnya”.[2]
Sedangkan kata ٱلۡعَٰلَمِينَ dapat
diartikan secara Bahasa merupakan perubahan wujud dari kata Alim yang berarti
yang mengetahui. Sedangkan makna ٱلۡعَٰلَمِينَ disini berarti
alam semesta. Jadi dapat disimpulkan bahwa Allah itu adalah yang mampu
mentarbiyah seluruh makhluk di alam semesta ini.
ٱلرَّحۡمَٰنِ
ٱلرَّحِيمِ
Artinya: Yang maha
pengasih lagi maha penyayang.
Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah
nama Allah. Sebagaimana diyakini oleh Ahlusunnah wal Jama’ah bahwa Allah
memiliki nama-nama yang terindah. Allah ta’ala berfirman, “Milik Allah nama-nama yang terindah,
maka berdo’alah kepada Allah dengan menyebutnya.” (QS. Al A’raaf: 180).
مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ
Artinya: Yang menguasai hari akhir.
مَٰلِكِ adalah zat yang memiliki kekuasaan atau
penguasa. Penguasa itu berhak untuk memerintah dan melarang orang-orang yang
berada di bawah kekuasaannya. Dia juga yang berhak untuk mengganjar pahala dan
menjatuhkan hukuman kepada mereka.
يَوۡمِ ٱلدِّينِ adalah
hari kiamat. Disebut sebagai hari pembalasan karena pada saat itu seluruh umat
manusia akan menerima balasan amal baik maupun buruk yang mereka kerjakan
sewaktu di dunia. Pada hari itulah tampak dengan sangat jelas bagi manusia
kemaha kuasaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya. Pada saat itu akan tampak
sekali kesempurnaan dari sifat adil dan hikmah yang dimiliki Allah.
Kedua penjelasan yang telah diungkapkan
diatas dikuatkan dengan sebuah tafsir yang mengartikan bahwa kata مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ditafsirkan sebagai berikut :
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ
Artinya: “hanya padamulah kamu menyembah dan hanya
padamulah kami meminta pertolongan.
Makna
ayat ini, secara Bahasa bermakna: “Kami hanya menujukan ibadah dan
isti’anah (permintaan tolong) kepada-Mu.” Artinya ibadah hanya boleh ditujukan
kepada Allah. Tidak boleh menujukan ibadah kepada selain-Nya. Sehingga makna
dari ayat ini adalah, ‘Kami menyembah-Mu dan kami tidak menyembah selain-Mu.
Kami meminta tolong kepada-Mu dan kami tidak meminta tolong kepada selain-Mu.
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ
Artinya : “ tunjukanlah kami jalan yang lurus”.
Dalam Tafsir Sofwatu Tafasir, ayat
ini menjelaskan bahwa terkandung doa, dimana kita meminta ditunjukan ke dalam
jalan Allah yang lurus. Dan ditetapkan dalam agama islam dimana nabi Allah
diutus.
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ
Artinya: “(
Yaitu) jalan yang kau berikan kepada orang-orang yang kau beri nikmat kepada
mereka.”
Syekh Muhammad Ali As-shobuni menjelaskan bahwa ayat
صِرَٰطَ
ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ Adalah “ Jalan bagi orang yang diberikan
kenikmatan. Mereka adalah dari golongan nabi, orang-orang jujur, orang-orang
Syahid dan orang-orang Shaleh”.
غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Artinya: “Bukan mereka yang dimurkai dan bukan
mereka yang sesat”.
Dalam Aisarut
tafasir dijelaskan bahwa orang yang dimurkai adalah orang
yang sudah mengetahui kebenaran akan tetapi tidak mau mengamalkannya. Contohnya
adalah kaum Yahudi dan semacamnya. Sedangkan orang yang tersesat adalah orang
yang tidak mengamalkan kebenaran gara-gara kebodohan dan kesesatan mereka.
Contohnya adalah orang-orang Nasrani dan semacamnya. Sehingga di dalam ayat ini
tersimpan motivasi dan dorongan kepada kita supaya menempuh jalan kaum yang
shalih. Ayat ini juga memperingatkan kepada kita untuk menjauhi jalan yang
ditempuh oleh orang-orang yang sesat dan menyimpang.
D. Kandungan
Nilai Pendidikan
Surat
yang demikian ringkas ini sesungguhnya telah merangkum berbagai pelajaran yang
tidak terangkum secara terpadu di dalam surat-surat yang lain di dalam Al
Quran. Surat ini mengandung intisari ketiga macam tauhid.
Selain
itu surat ini juga mencakup intisari masalah kenabian yaitu tersirat dari ayat Ihdinash shirathal mustaqiim. Sebab
jalan yang lurus tidak akan bisa ditempuh oleh hamba apabila tidak ada
bimbingan wahyu yang dibawa oleh Rasul. Surat ini juga menetapkan bahwasanya
amal-amal hamba itu pasti ada balasannya.
Resume Makalah Kelompok 2
(Asal-Usul
Kejadian Manusia)
A.
Surat
Al-Mu’minun Ayat 12-16
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن
طِينٖ ١٢ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي
قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ
مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ
أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤ ثُمَّ
إِنَّكُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ ١٥
ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تُبۡعَثُونَ ١٦
Ø Terjemahan
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim) (13). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (14). Kemudian, sesudah itu,
sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati (15). Kemudian, sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat (16).”
Ø Penafsiran
Ayat (Penjelasan)
Pada ayat ini menjelaskan tentang asal
usul kejadian manusia, yang menurut sekelompok mufasir berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan manusia adalah adam. Dan pada hakikatnya manusia lahir
dari sari tanah, kemudian sari pati itu mengalami perkembangan kejadian
sehingga menjadi air mani (nutfah).
Apabila terjadi perkawinan air mani dan
sel telur, maka mulailah perkembangan darah beku, yaitu sel-sel hidup yang
kepadanya sel-sel telur terbagi setelah perkawinannya, perkembangannya ini dinamakan dengan ‘alaqoh
(darah beku) karena ada keserupaan yang besar antara darah dengan lintah air.
Ø Kandungan
Nilai Pendidikan :
§ Kejadian
manusia yang diterima oleh akal dan fikiran.
§ Mendorong
bersyukur kepada Allah SWT yang telah mencitakannya dari setetes air mani
sehingga menjadi mahluk yang sempurna yang dapat menyaksikan kekuasaan dan
keagungan-Nya.
§ Pada akhirnya semua
manusia akan mati dan akan menerima segala balasanya dihari kiamat.
B.
Surat Al-Alaq Ayat 1-5
ٱقۡرَأۡ
بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ
مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ
٣ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ
مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
Ø Terjemahan
“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3).
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4). Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya (5).”
Ø Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Pada ayat pertama Allah
memerintahkan manusia membaca ( mempelajari, meneliti dan sebagainyaa).
Pada ayat kedua
Allah menyebutkan bahwa di antara yang telah ia ciptakan adalah manusia, yang
menunjukan mulianya manusia itu adalah itu dalam pandangan-nya, allah
menciptakan manusia itu dari alaqah (ziqot) yakni telur yang sudah terbuahi
sperma, yang sudah dalam menempel di rahim ibu. Karena sudah menempel itu, maka zigot dapat berkembang menjadi manusia
dengan dengan demikian asal usul manusia itu adalah sesuatu yang tidak ada
artinya, tetapi kemudian menjadi manusia yang perkasa.
Pada ayat ketiga Allah menyuruh manusia membaca lagi,
yang mengandung arti bahwa membaca yang akan membuahkan ilmu dan iman, itu
perlu di lakukan berkali kali minimal dua kali. Bila alquran atau alam ini di
baca dan di selidiki berkali kali.maka manusia akan menemukan bahwa allah itu
pemurah. yaitu bahwa ia akan mencurahkan pengetahuan-nya kepadanya dan akan
memmperkokoh imannya.
Pada ayat keempat dan kelima menjelaskan di antara bentuk
kemurahan allah adalah Ia mengajari manusia mampu mengunakan alat tulis.
Mengajari di sisni maksudnya memberinya kemampuan mengunakanya dengan kemampuan
mengunakan alat tulis itu. Manusia dapat menuliskan temuanya sehingga ilmu itu
dapat di kembangkan. dengan demikian manusia dapat mengetahui apa yang
sebelumnya belum di ketahui artinya ilmu itu akan terus berkembang demikianlah
besarnya fungsi baca tulis.
Ø Kandungan Nilai Pendidikan:
§ Membaca dan
mendalami ayat ayat allah harus karena Dia dan dengan meminta bantuanya supaya
ilmu yang di hasilkan bermanfaat bagi umat manusia.
§ Membaca atau
meneliti ayat-ayat itu harus di lakukan berkali kali artinya secar terus
menerus supaya terus menerus pula meningkatkan penguasan ilmu pengetahuan.
§ Membaca tidak akan bisa meresap ke dalam jiwa, melainkan setelah
berulang-ulang dan dibiasakan.
Resume Makalah Kelompok 3
(Mengenal Allah SWT)
A. Surat Al-Hashr Ayat 22-24
هُوَ
ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِۖ
هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ٢٢ هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ
ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ
سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ٢٣ هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ
لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ
وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ٢٤
Ø Terjemahan
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan
selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang (22). Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang
Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha
Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan,
Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (23). Dialah Allah Yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul
Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana (24).”
Ø
Penafsiran Ayat (Penjelasan)
هُوَ
ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ
Artinya:
“Dialah Allah! Yang tiada Tuhan melainkan
Dia." (pangkal ayat 22). Inilah pokok pegangan orang pertama dan
utama. Segala perhatian dan ingatan ditujukan kepadaNya, Allah Tuhan Yang
Satu.”
عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِۖ
Artinya: “Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata.”
Oleh karena Allah itu meliputi akan segala ruang dan
segala waktu, niscaya bagi Allah sama saja diketahuinya yang ghaib dan yang
nyata.
Sedang bagi kita sebagai makhluk lebih banyaklah yang
ghaib dari pada yang nyata. Bahkan apa yang disangka nyata itu, bagi kita pun
masih ghaib.
هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya: “Dia adalah Maha Murah, Maha Penyayang.”
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
Artinya: “Dialah Allah, yang tiada Tuhan selain Dia!”
ٱلۡمَلِكُ
Artinya: "Maha Raja,"
Seluruh alam ini, langit serta bumi, bulan serta bintang,
awan yang berarak, ombak yang berdebur sebagai suatu kerajaan. Maha Rajanya
hanya satu, yaitu Allah! Tidak ada kekuasaan satu raja pun dalam dunia ini yang
menyamai Kemaharajaan Allah.
B. Surat Ar-Rum Ayat 22-25
وَمِنۡ
ءَايَٰتِهِۦ خَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفُ أَلۡسِنَتِكُمۡ
وَأَلۡوَٰنِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡعَٰلِمِينَ ٢٢ وَمِنۡ
ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبۡتِغَآؤُكُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَسۡمَعُونَ ٢٣ وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ
يُرِيكُمُ ٱلۡبَرۡقَ خَوۡفٗا وَطَمَعٗا وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ
فَيُحۡيِۦ بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَآۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ
لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ٢٤ وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَن تَقُومَ ٱلسَّمَآءُ وَٱلۡأَرۡضُ
بِأَمۡرِهِۦۚ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمۡ دَعۡوَةٗ مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ إِذَآ أَنتُمۡ
تَخۡرُجُونَ ٢٥
Ø Terjemahan
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (22). Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan
usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan (23). Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk
(menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu
menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan
akalnya (24). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit
dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil
dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur) (25).
Ø Penafsiran Ayat
(Penjelasan)
Di antara bukti-bukti
keberadaan-Nya dan tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaany-Nya ialah Dia
menciptakan langit yang penuh sesak dengan bintang-bintang dan planet baik yang
tetap maupun yang beredar.
Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah
berbeda-bedanya bahasa kalian yang tidak ada batasnya,ada yang berbahasa Arab,
ada yang berbahasa Perancis, Inggris, Hindustan, Cinaa dan lain sebagainya.
Yang tiada seorangpun yang mengetahui banyaknya melainkan hanya yang
menciptakan bahasa-bahasa (Allah).
Sesungguhnya pada hal-hal yang telah disebutkan tadi
terkandung bukti-bukti yang jelas bagi orang yang berilmu, yaitu memikirkan
tentang makhluk yang diciptakan oleh Allah
SWT. Tidak sesekali menciptakan makhluknya secara Cuma-Cuma, tetapi untuk
tujuan hikmat yang mendalam, yang terkandung didalamnya pelajaran bagi
orang-orang yang menggunakan akal pikiranya.
Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah kalian tidur
dimalam hari dan istirahatnya kalian padanya sehingga terhentilah
aktifitas dan perasaan kalian dikala itu. Dan usaha kalian dlam rangka
mencari rezeki pada siang hari yaitu dengan mengerjakan hal-hal yang dapat
menghidupi kalian.
Sesungguhnya di dalam apa yang telah diciptakan oleh
Allah itu terkandung pelajaran dan bukti-bagi orang-orang yang mau mendengarkan
nasehat-nasehatnya, lalu mereka mengamalkannya dan memahami hujjah-hujjahnya
yang ditujukan kepada mereka, bahwasnnya yang menciptakan kesemuanya itu
mampu untuk menghidupkan kembali semua makhluk dan mengembalikan
mereka, hal ini amatlah mudah baginya.
Dan di antara tanda-tanda yang menunjukan kebesaran
kekuasaanya ialah bahwa dia memperlihatkan pada kalian kilat , yang karenanya
kalian merasa takut terhadap suara gemuruh yang timbul darinya, dan sekaigus
berharap akan hujan yang diakibatkannya turun dari langit. Karena dengan air
hujan itu yang tadinya bumi tandus tiada tanaman dan
pepohonan dengannya akan menjadi hidup subur.
Segala sesuatunya bejalan seperti itu, hinggah masa
berlakunya tatanan dunia ini habis, pada saat itu akan kacaulah tatanan
alam, lalu bumi ini diganti dengan bumi yang lain, gunung-gunung akan hancur
lebur, Dan pada saat itu kalaian akan keluar dari kubur kalian dengan segera,
yaitu sewaktu Penyeru (Malaikat Israfil) memanggil kalian untuk hidup kembali.
Resume Makalah Kelompok 4
(Makna Kerasulan Dan Pendidikan)
A. Surat An-Nisa
Ayat 115-118
وَمَن
يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ
غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ
وَسَآءَتۡ مَصِيرًا ١١٥ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ
وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ
ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا ١١٦ إِن يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ إِنَٰثٗا وَإِن
يَدۡعُونَ إِلَّا شَيۡطَٰنٗا مَّرِيدٗا ١١٧ لَّعَنَهُ ٱللَّهُۘ وَقَالَ
لَأَتَّخِذَنَّ مِنۡ عِبَادِكَ نَصِيبٗا مَّفۡرُوضٗا ١١٨
Ø Terjemahan
“Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (115). Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa
yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya (116). Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah
berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah
menyembah syaitan yang durhaka (117). Yang dilaknati Allah dan syaitan itu
mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau
bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) (118).”
Ø Makna Kosa Kata
Dan mengikuti : وَيَتَّبِعۡ
Yang menentang : يُشَاقِقِ
Dan dia mengampuni : يُشَاقِقِ
Mempersekutukan : يُشۡرَكَ
Tempat kembali : مَصِيرًا
Hamba-hamba : عِبَادِكَ
Ø PenafsiranAyat
(Penjelasan)
Maksud
dari ayat 115 sebagaimana dijelaskan oleh al-Maraghi adalah sebagai berikut:
Barang siapa yang menentang Rasul dengan cara murtad dari Islam dan menunjukan
dengan jelas permusuhan kepadanya, setelah tampak dengan jelas hidayah
(petunjuk) pada ucapannya, dan ditegakan argumentasi yang kuat, serta mereka
mengikuti jalan yang tidak sesuai petunjuk, maka kami (Rasul) akan membiarkan
mereka itu berada dalam kesesatan.
Ø Kandungan Nilai Pendidikan
§ Pertama, makna kerasulan tersebut
mengingatkan tentang pentingnya pendidikan akhlak (Substansinya pada Materi
pelajaran).
§ Kedua, makna kerasulan tersebut juga
mengingatkan tentang pentingnya mentaati guru. Para rasul yang diutus oleh
Allah SWT adalah guru bagi kaumnya.
§ Ketiga, makna kerasulan tersebut juga
mengingatkan tentang pentingnya profesionalisme bagi seorang guru.
§ Ke-empat, makna kerasulan tersebut juga
mengingatkan tentang banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang guru.
Resume Makalah Kelompok 5
(Makna Keberadaan Alam)
A.
Surat
Al-Baqarah Ayat 21
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ
لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ٢١
Ø Terjemahan
“Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa (21).”
Ø Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Ayat ini
mengatakan bahwa Pencipta kalian juga merupakan zat yang merawat dan
mengayomi, dan demi pertumbuhan dan perkembangannya, Allah telah menentukan
program dan kewajiban-kewajiban kalian. Allah telah menetapkan undang-undang.
Ingatlah betapa meletakkan undang-undang dan peraturan hanyalah hak Allah yang
telah menciptakan kalian. Dengan demikian taatlah kepada-Nya. Hanya
perintah-Nya-lah yang patut kalian junjung tinggi dan keuntungannya akan
kembali kepada kalian sendiri. Jauhilah noda dan kejelekan serta dekatilah
kebaikan dan kesucian.
Ø Kandungan Nilai Pendidikan
1. Semua para nabi bersifat umum dan
tidak terbatas pada sekelompok orang tertentu..
- Salah satu sebab dan falsafah ibadah kepada Allah ialah untuk menyatakan rasa bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang tak terhingga kepada kita dan kepada orang-orang tua kita.
- Nikmat penciptaan adalah nikmat yang paling utama dan terbesar yang telah diberikan Allah kepada kita. Nikmat ini menuntut ketaatan kita kepada seluruh perintah Ilahi.
- Ibadah adalah faktor ketakwaan dan kesucian. Jika ibadah tidak menambah spirit ketakwaan dalam diri kita, maka itu bukan ibadah.
- Kita harus ingat dan waspada supaya jangan sampai membuat dan membiarkan adat dan tradisi orang-orang tua kita bertentangan dengan perintah Ilahi, sebab mereka juga merupakan makhluk-makhluk Allah.
- Kita memerlukan Allah demi perkembangan dan kesempurnaan kita. Kita harus pasrah mutlak kepada aturan dan ketentuan Allah.
- Kita jangan sombong dengan ibadah kita sebab ujub (berbangga diri) yaitu rasa takjub kepada diri sendiri serta sifat riya’ (pamer) akan mencegah kita untuk sampai kepada takwa.
B.
Surat Al-Baqarah Ayat 22
ٱلَّذِي
جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٰشٗا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءٗ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ
مَآءٗ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ
لِلَّهِ أَندَادٗا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٢٢
Ø Terjemahan
“Dialah yang menjadikan
bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui (22).”
Ø Penafsiran Ayat
(Penjelasan)
Di dalam
ayat tersebut dijelaskan bagaimana Allah memerintahkan beribadah pada
hamba-Nya, dengan menggambarkan latar belakang, seputar penciptaan, fungsi bumi
dan langit, kemakmuran akibat yang ditimbulkan bumi dan langit, dan rizki
dibalik penciptaan itu. Namun, manusia terhalangi pandangannya sehingga merasa
bahwa langit dan bumi seisinya itulah yang bisa diandalkan sebagai tempat
berpijak, tempat bergantung dan sumber rezeki. Padahal semua itu dari Allah
SWT. Artinya Allah yang mengerjakan semua itu, menciptakan semua itu dan
me-manage semuanya. Allah-lah yang berhak disembah, sehingga manusia hanya
menyembah kepada-Nya. Ibadah hanya sah bagi hamba, dan tertuju kepada Pencipta
hamba. Karena itu sang hamba harus mengenal Penciptanya, dimana, Allah
bertajalli melalui ciptaan-Nya. Tajallinya Allah bukan penyatuan Wujud-Nya
dengan wujud makhluk-Nya yang disebut dengan pantheisme. Tetapi, Tajallinya
Allah adalah penampakan yang disaksikan oleh jiwa terdalam dari para hamba-Nya.
Ø Kandungan Nilai
Pendidikan
1.
Memperhatikan
nikmat-nikmat Allah merupakan cara terbaik untuk mengenal Allah dan beribadah
kepada-Nya. Oleh sebab itu ayat ini menjelaskan nikmat-nikmat Ilahi kepada
manusia setelah ayat sebelumnya memerintahkan supaya kita menyembah Allah.
2.
Adanya
eko-sistem dan kerjasama antara langit dan bumi merupakan bukti terbaik
mengenai adanya Zat Pencipta alam semesta yang Maha Perkasa.
3.
Dari
dua kalimat “Ja’alla lakum” dan “Rizqan lakum” bisa kita pahami bahwa Allah
menciptakan alam ini untuk manusia, dan tujuan terakhir dari diciptakannya
makhluk-makhluk lain ialah supaya dimanfaatkan oleh manusia.
4.
Keteraturan
dan kerjasama antara anggota alam semesta ini merupakan bukti yang paling
jelas mengenai adanya perhatian Allah serta ke-Esaan-Nya. Maka kita harus
menyembaah Tuhan Yang Esa dan jangan menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah dalam
soal penciptaan.
5.
Mengenal
dan menyembah Allah adalah masalah yang sesuai dengan tuntutan fitrah. Naluri
semua manusia mengalami hal ini. Karena itu Allah berfirman: وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ : Sedangkan kalian mengetahui.
6.
Air
dan tanah adalah perantara, tetapi tumbuhnya tanaman ada di tangan Allah.
Karena itu Allah berfirman: “Maka Dia menghasilkan dengan air itu buah-buahan
sebagai rezeki untuk kalian.”
Resume Makalah Kelompok 6
(Aspek Pendidikan Yang Terkandung Dalam
Rukun Iman Pada Kehidupan Akhirat)
A.
Surah Al-Qaf Ayat 19-23
وَجَآءَتۡ سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ
بِٱلۡحَقِّۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنۡهُ تَحِيدُ ١٩ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِۚ ذَٰلِكَ
يَوۡمُ ٱلۡوَعِيدِ ٢٠ وَجَآءَتۡ كُلُّ
نَفۡسٖ مَّعَهَا سَآئِقٞ وَشَهِيدٞ ٢١ لَّقَدۡ كُنتَ فِي غَفۡلَةٖ مِّنۡ هَٰذَا
فَكَشَفۡنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ ٱلۡيَوۡمَ حَدِيدٞ ٢٢ وَقَالَ قَرِينُهُۥ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ
٢٣
Artinya: “Dan datanglah sakaratul
maut dengan sebenar-benarnya, itulah yang kamu selalu lari daripadanya (19). Dan
ditiuplah sangkakala, itulah hari terlaksananya ancaman (20). Dan datanglah
tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang
malaikat penyaksi (21). Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal)
ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari itu amat tajam (22). Dan yang menyertai dia berkata:
"Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku" (23).”[3]
Ø Makna Kosa kata
v وَجَآءَتۡ
سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ Maksudnya bahwa sakaratul maut yang
pada umumnya manusia berusaha keras menghindarinya kini datang juga tanpa dapat
dihindari lagi.
v وَنُفِخَ
فِي ٱلصُّورِ Maksudnya adalah bahwa pada saat sangkakala ditiup pada
tiupan yang pertama, maka itulah masa yang keadaannya amat dahsyat, yaitu saat
di mana Allah menjanjikan balasan siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada
Allah.
v وَجَآءَتۡ
كُلُّ نَفۡسٖ مَّعَهَا Maksudnya adalah bahwa pada saat
manusia datang menghadap Tuhannya disertai malaikat yang mengiringi (Saiq), dan
malaikat yang menjadi saksi (syahid). Malaikat ini memberi kesaksian terhadap
amal perbuatan yang dilakukan manusia selama masa hidupnya di dunia.
v وَقَالَ
قَرِينُهُۥ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ Maksudnya adalah menginformasikan
bahwa adanya malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia, kematian yang akan
menjemputnya dan kehidupan akhirat yang akan dijalaninya sering dilupakan.
Ø Asbabun Nuzul Surah
Qaf
Surat Qaaf terdiri atas 45 ayat, termasuk
golongan surat-surat makiyyah diturunkan sesudah surat Al Mursalaat (surat ke
77). Dinamai “QAF” karena surat ini dimulai dengan huruf hijayah “Qaf”.
Ø Penafsiran Ayat
Di
dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa ayat-ayat tersebut dikelompokkan
bersamaan dalam ayat 16, 17, dan 18 surat Qaf yang menginformasikan bahwa Tuhan
mengetahui sesuatu yang bergetar dan tergores dalam hati manusia, dan Tuhan
secara rohaniah lebih dekat dengan manusia dari pada urat lehernya.[4]
Pada ayat tersebut juga dijelaskan bahwa setiap amal perbuatan manusia
senantiasa dicatat dua malaikat yang berada disebelah kanan dan disebelah kiri.
Dari
pengelompokkan tersebut dapat diketahui bahwa ayat 19 hingga 23 surat Qaf
tersebut berhubungan dengan pembicaraan di sekitar niat, ucapan dan amal
perbuatan manusia yang selalu dipantau oleh Allah melalui malaikat-Nya. Hasil
pemantauan tersebut selanjutnya dapat diketahui secara obyektif di akhirat
nanti.
Al-Maraghi lebih lanjut mengatakan bahwa ayat yang ke 19 maksudnya adalah sakaratul maut yang pada umumnya manusia berusaha keras menghindarinya kini datang juga tanpa dapat dihindari lagi.
Al-Maraghi lebih lanjut mengatakan bahwa ayat yang ke 19 maksudnya adalah sakaratul maut yang pada umumnya manusia berusaha keras menghindarinya kini datang juga tanpa dapat dihindari lagi.
Ø Kandungan Nilai Pendidikan
Ayat ini menunjukkan bahwa
kelak di hari Kemudian akan nampak hakikat-hakikat yang tersembunyi dalam
kehidupan dunia ini. Kalau di dunia seseorang belum melihat malaikat, maka
disana ia akan dapat melihatnya. Kalau disini banyak yang menduga sebab-sebab
lahiriah adalah faktor yang menghasilkan sesuatu, maka disana ia akan menyadari
bahwa secara penuh bahwa Allah adalah penyebab semua sebab.
B. Surah
Al-A’la Ayat 14-19
قَدۡ أَفۡلَحَ مَن
تَزَكَّىٰ ١٤ وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ
فَصَلَّىٰ ١٥ بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا ١٦ وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰٓ ١٧ إِنَّ
هَٰذَا لَفِي ٱلصُّحُفِ ٱلۡأُولَىٰ ١٨
صُحُفِ إِبۡرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ ١٩
Artinya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14).
Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang (15). Tetapi kamu (orang-orang
kafir) memilih kehidupan duniawi (16). Sedang kehidupan akhirat adalah lebih
baik dan lebih kekal (17). Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam
kitab-kitab yang dahulu (18). (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (19).”[5]
Ø Makna Kosa kata
v أَفۡلَحَ Artinya beruntung dan selamat dari siksaan di
akhirat.
v تَزَكَّىٰ Artinya bersih
dari kotoran dosa yang disebabkan menentang kebenaran dan keras hati.
v وَذَكَرَ
ٱسۡمَ رَبِّهِ Artinya
menyebutkan sifat-sifat Allah dalam hati, seperti tentang keagungan dan
kehebatan-Nya.
v فَصَلَّىٰ Artinya
merendahkan dan menundukan dirinya terhadap segala perintah Allah.
Ø Asbabun Nuzul Surah
Al-‘Ala
Surat Al-‘Alaa terdiri atas 19 ayat, termasuk
golongan surat-suratmakiyyah diturunkan sesudah surat At Takwiir (surat ke 81).
Dinamai “Al-‘Ala” karena diambil dari kata Al-‘Ala yang terdapat pada ayat
pertama berarti “Yang Paling Tinggi”.
Ø Penafsiran Ayat
Didalam
tafsir al-maraghi dijelaskan sebagai berikut aflaha artinya beruntung dan
selamat dari siksaan di akhirat; tadzakka artinya bersih dari kotoran dosa yang
disebabkan menentang kebenaran dan keras hati. Wadzakara asma rabbih artinya
menyebutkan sifat-sifat Allah dalam hati, seperti tentang keagungan dan kehebatan-Nya.
Sedangkan fa shalla artinya merendahkan dan menundukan dirinya terhadap segala
perintah Allah.[6]
Jiwa
yang bersih sebagaiman disebutkan pada ayat tersebut dapat dilakukan dengan
keimanan kepada Allah serta menolak kenusyrikan, serta membenarkan terhadap
segala yang dibawa oleh Rasulullah SAW disertai amal salih.
Ø Kandungan Nilai
Pendidikan
(a) Anjuran untuk mengeluarkan zakat, berdzikir, dan shalat.
(b) Perintah untuk zuhud di dunia dan selalu mengharap akhirat, karena
dunia akan segera hancur dan akhirat akan kekal selamanya.
(c) Kandungan semua kitab samawi adalah sama.
C. Surat Al-Hadid Ayat 20
ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ
ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ
وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ
فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ
وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا
مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ ٢٠
Artinya: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (20).”[7]
Ø Makna
Kosa Kata
v يَهِيجُ Dipahami oleh banyak ulama
dalam arti menjadi kering, ada juga yang memahaminya dalam arti bangkit.
Menguat dan meninggi dengan demikan periode ini sebelum tumbuhan itu layu dan
kering. Dunia adalah tempat dimana perlindung menyangkut masa depan tidak dapat
dicari dan diperoleh kecuali di kala hidup bermukim di pentasnya. Adapun
aktivitas yang dilakukan jika di lakukan semata-semata buat semesta.
v لَعِبٞ Permainan
digunakan oleh Al-Qur’an dalam arti suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelakunya
bukan untuk suatu tujuan yang wajar dalam arti membawa manfaat atau mencegah
madharat ia dilakukan tanpa tujuan bahkan hanya menghabiskan waktu sedangkan
suatu perbuatan yang mengakibatkan kelengahan pelakunya dari pekerjaan yang
bermanfaat atau lebih bermanfaat dan penting dari pada yang sedang
dilakukannya.
v وَزِينَةٞ Perhiasan
karena berhias adalah adat kebiasaan remaja lalu.
v تَكَاثُرٞ Berbangga-bangga karena inilah
sifat pemuda.
Ø Penafsiran Ayat
Menurut Al-Maraghi bahwa ayat tersebut
menggambarkan sifat dari kehidupan dunia, diantaranya adalah yang mudah sirna,
sebagaimana halnya hujan yang turun dan membelah bumi yang tandus, kemudian beraneka
ragam tanaman tumbuh, hijau menguning, menyenangkan petani atau orang yang
menanamnya, kemudian tidak lama pohon tersebut menua, layu dan kering kemudian
mati.[8] Hal
ini tidak berarti bahwa seseorang dilarang mencari dan menikmati kehidupan
dunia, namun yang dianjurkan agar ia tidak terperdaya hanya mementingkan kehidupan
didunia, melupakan akhirat.
Ø Kandungan Nilai Pendidikan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, terlihat
bahwa keimanan terhadap hari akhirat paling kurang memiliki empat implikasi kependidikan
sebagai berikut:
v Pertama, implikasi
materi atau muatan pendidikan. Yakni bahwa keimanan terhadap hari akhirat
merupakan bagian terpenting dari materi pelajaran yang harus diberikan.
v Kedua, implikasi
materi atau muatan pendidikan akhlak sebagai hasil dari materi pendidikan
keimanan..
v Ketiga, implikasi
evaluasi pendidikan yang berfungsi untuk melihat hasil pendidikan secara
obyektif.
v Keempat, implikasi
administrative, yakni bahwa hasil dari proses pendidikan sekecil apapun harus
dihitung, dinilai, dan dipadukan secara komprehensif dan dikoleresikan antara
satu bagian dengan bagian yang lain, sehingga dapat diketahui hasilnya secara
utuh.
Resume Makalah Kelompok 7
(Posisi Akal Dan Nafsu Dalam
Islam Serta Kedudukannya Dalam Pendidikan Islam)
A.
Surat
Al-Imran Ayat 190-191
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ
ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ
يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ
فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا
سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١
Ø Terjemahan
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal (190). (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka (191).”
Ø Penafsiran Ayat
(Penjelasan)
Allah Swt pada ayat 190 surah Ali
Imran mengajak manusia untuk berpikir dan merenungi tentang penciptaan
langit-langit dan bumi. Kemudian pada ayat berikutnya Allah Swt menjelaskan
hasil dan buah dari berpikir ini. Ayat
ini juga menjelaskan tentang keesaan Tuhan Sang Pencipta dan menyatakan bahwa
apabila manusia memikirkan dengan cermat dan menggunakan akalnya terkait dengan
proses penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam,
maka ia akan menemukan tanda-tanda jelas atas kekuasaan Allah Swt; maha karya
dan rahasia-rahasia yang menakjubkan yang akan menuntun para hamba kepada Allah
SWT dan hari Kiamat serta menggiring mereka pada kekuasaan Ilahi yang tak
terbatas.
Abstrak dan ringkasan makna dua
ayat ini adalah mereka yang menyaksikan, didasari dengan pemikiran dan
perenungan, penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang dan
malam, pemikiran dan perenungan ini menyebabkan mereka senantiasa akan
mengingat Tuhan. Dengan perantara ini mereka akan menyadari bahwa Allah Swt
segera akan membangkitkan mereka dan atas dasar itu ia memohon rahmat-Nya serta
meminta supaya janji yang diberikan kepada mereka dapat terealisasi.
B.
Surat As-Sad Ayat 26
يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ
فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن
سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ
شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ٢٦
Ø Terjemahan
“Hai Daud,
sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan (26).”
Ø Penafsiran Ayat
(Penjelasan)
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan
pengangkatan Nabi Daud sebagai penguasa, dan pengangkatannya sebagai penegak hukum
di kalangan rakyatnya. Allah SWT menjelaskan dan menyatakan bahwa dia
mengangkat Daud sebagai penguasa yang memerintah kaumnya. Pengertian penguasa
diungkapkan dengan khalifah, yang artinya pengganti, adalah sebagai isyarat
agar Daud dalam menjalankan kekuasaannya selalu dihiasi dengan sopan santun
yang baik, yang diridai Allah, dan dalam melaksanakan peraturan hendaknya
berpedoman kepada hidayah Allah. Dengan demikian sifat-sifat khalifah Allah
tergambarlah pada diri pribadinya. Maka rakyatnya pun tentu akan menaati segala
peraturannya dan tingkah lakunya yang patut diteladani. Selanjutnya Allah
menjelaskan bahwa Dia menyuruh Daud agar memberi keputusan terhadap perkara
yang terjadi antara manusia dengan keputusan yang adil dengan berpedoman pada
wahyu yang diturunkan kepadanya. Dalam wahyu itu terdapat hukum yang mengatur
kesejahteraan manusia di dunia dan kebahagiaan mereka di akhirat dan
melarangnya memperturutkan hawa nafsunya dalam melaksanakan segala macam urusan
yang berhubungan dengan kesejahteraan manusia di dunia dan kebahagiaan di
akhirat.
Dalam ayat ini juga terdapat isyarat yang
menunjukkan pengangkatan Daud sebagai Rasul dan tugas-tugas apa yang seharusnya
dilakukan oleh seseorang Rasul serta mengandung pelajaran bagi para pemimpin
dalam melaksanakan kepemimpinannya.
Pada akhir ayat Allah SWT menjelaskan akibat dari orang yang memperturutkan hawa nafsu dan hukuman apa yang pantas dijatuhkan kepadanya.
Pada akhir ayat Allah SWT menjelaskan akibat dari orang yang memperturutkan hawa nafsu dan hukuman apa yang pantas dijatuhkan kepadanya.
Resume Makalah Kelompok 8
(Ilmu Pengetahuan)
A.
Surat
Al-Mujadalah Ayat 11
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ
يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا
تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
Ø Terjemahan
“Hai
orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan (11).”
Ø Penafsiran Ayat
(Penjelasan)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah
akan mengangkat tinggi kedudukan orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu.
Orang-orang yang beriman diangkat kedudukannya oleh Allah dan Rasul-Nya,
sedangkan orang-orang yang berilmu diangkat kedudukannya karena mereka dapat
memberbanyak manfaat kepada orang lain. Ilmu disini tidak terbatas pada ilmu-ilmu
agama saja, tetapi termasuk di dalamnya ilmu-ilmu keduniaan. Apapun ilmu yang
dimiliki seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, ilmu
itu tergolong salah satu dalam tiga pusaka yang tidak akan punah meskipun
pemiliknya telah meninggal dunia. Tiga pusaka dimaksud adalah sedekah jariah,
ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kepada orang tuanya.
Ø Kandungan Nilai Pendidikan
§ Etika Dalam Majlis.
§ Manfaat Beriman dan Berilmu Pengetahuan.
§ Contoh semangat dalam mencari Ilmu.
B.
Surat Az-Zumar Ayat 9
أَمَّنۡ
هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ
وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ
لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٩
Ø Terjemahan
“(Apakah
kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (9).”
Ø Penafsiran Ayat
(Penjelasan)
Ayat ini membandingkan antara
orang yang mengetahui (berilmu) denn orang yang tidak mengetahui (tidak
berilmu). Maka jelaslah orang-orang yang berilmu itu lebih memiliki kedudukan
lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu. Dan cara yang
paling tepat untuk memperoleh ilmu pengetahuan itu adalah melalui pendidikan
(belajar). Karena melalui pendidikan itu ilmu akan dapat ditransfer dan melalui
pendidikan pula ilmu akan berkembang, baik itu ilmu-lmu umum maupun ilmu-ilmu
agama.
Ø
Kandungan Nilai Pendidikan
§ Dengan
Mengetahui atau memperdalam ilmu pengetahuan, kita dapat membedakan mana Amal
yang baik dan mana yang maksiat.
§ Dan
sedangkan Yang tidak mengetahui atau memperdalam ilmu pengetahuan, maka orang
tersebut tidak mempunyai harapan sedikitpun akan mendapat pahala dari Amal baik
yang dilakukannya, dan tidak menduga sama sekali kan mendapat hukuman dari amal
buruknya.
§ Orang yang
berakal dapat mengambil pelajaran, baik pelajaran dari pengalaman hidupya atau
dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang terdapat di langit dan di bumi serta
isinya.
C.
Surat At-Taubah Ayat 122
۞وَمَا
كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ
فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ
قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢
Ø Terjemahan
“Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
(122).”
Ø Penafsiran Ayat
(Penjelasan)
Dalam ayat ini menjelaskan tentang kewajiban menuntut
ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu-ilmu agama Islam yang juga sama-sama
merupakan salah satu cara dan alat dalam berjihad. Menuntut ilmu, serta
mendalami ilmu pengetahuan agama juga merupakan suatu perjuangan yang meminta
kesabaran dan pengorbanan tenaga serta harta benda. Peperangan bertujuan untuk
mengalahkan musuh-musuh Islam, serta untuk mengamankan jalannya da’wah
Islamiyah. Sedangkan menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama bertujuan
untuk mencerdaskan Umat dan mengembangkan agama Islam, agar dapat
disebarluaskan dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.
Ø Kandungan Nilai
Pendidikan
1.
Dengan
memperdalam ilmu pengetahuan maka kelak kita akan mengamalkan/mengajarkannya
kepada Saudara-saudara kita yang tidak mengetahui, agar supaya kecerdasan umat
islam dapat meningkat.
2.
Umat islam
yang berpengetahuan haruslah menjadi Mercusuar bagi umatnya, mengamalkan
ilmunya, dan membimbing orang lain agar Mendapatkan ilmu.
3.
Menunut ilmu
haruslah di dasari dengan niat yang baik agar apa yang kita pelajari dapat
bermanfaat dan insyallah akan memperoleh pahala dari Allah SWT.
4.
Dengan
menuntut ilmu pula insyaalah kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
[1]Syekh
Muhammad Ali As-shobuni, Sofwatu tafasir jilid 1 h. 19
[2]Ibid
[3] Al
Qur’an dan Terjemahnya, “EDISI REVISI”, (Juz. 26; Jakarta: Mahkota Surabaya, 2 Januari 1989) h. 853.
[4] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir
Al-Maraghi, ( Jilid, IX;
Semarang: Toha Putra, 1989) halaman 158.
[5]
Al Qur’an dan
Terjemahnya, “EDISI REVISI”, (Juz.
30; Jakarta: Mahkota Surabaya, 2 Januari 1989) h. 1052.
[7]
Al Qur’an dan
Terjemahnya, “EDISI REVISI”, (Juz.
27; Jakarta: Mahkota Surabaya, 2 Januari 1989) h. 903.
TERBAIK ARTIKEL BAGUS
BalasHapus
BalasHapusmaaf mau nambahin resensi aja nih kajian KITAB FIQIH BAB SALAT (LANJUTAN PENGERTIAN SALAT) DARI KITAB FATHUL MUIN
Merkur 45C Safety Razor, Chrome Finish
BalasHapusMerkur 45C Safety Razor, Chrome Finish. $50.00 $47.80 (EK). $34.99 메리트카지노총판 (W) 4,90. Add to 바카라사이트 cart. Share on Facebook. 메리트 카지노 Log In.