Minggu, 22 Juni 2014

Resume Tafsir Tarbawiy




Resume Makalah Kelompok 1
(Tafsir Kandungan Surah Al Fatihah)

A.    Surah Al Fatihah Ayat 1-7

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ١ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣  مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤ إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ ٥ ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧

B.     Terjemahan
             “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (1). Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (2). Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (3). Yang menguasai di Hari Pembalasan (4). Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan (5). Tunjukilah kami jalan yang lurus (6). (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (7)”.

C.    Penafsiran Ayat  (Penjelasan)
Surat Al Fatihah merupakan surat pertama dalam Al- Qur’an. Dan salah satu Surat makiyah. Al fatihah berisi tujuh ayat dan di sebut dengan surat Al- Fatihah, karena surat ini adalah surat pembuka dalam susunan surat pada mushaf Al- Qur’an. ( Bukan berdasarkan waktu turunnya ). Dan adapun tafsir mengenai surat ini bisa diuraikan sebagai berikut:
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
Artinya : Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam.
Secara bahasa, kataٱلۡحَمۡدُ  Pada surat Al- Fatihah memiliki makna, Pujian terhadap sesuatu pemujaan. Sedangkan kata لِلَّهِ adalah ismu ‘alam dari sebuah dzat yang suci yang tidak ada sekutu baginya[1]. Sedangkan menurut Abu ja’far ibnu juroiri kata ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ memiliki perngertian sebagai berikut : “Bersyukur kepada Allah, murni dan tanpa menyembah kepada selainnya”.[2]
Sedangkan kata ٱلۡعَٰلَمِينَ   dapat diartikan secara Bahasa merupakan perubahan wujud dari kata Alim yang berarti yang mengetahui. Sedangkan makna ٱلۡعَٰلَمِينَ  disini berarti alam semesta. Jadi dapat disimpulkan bahwa Allah itu adalah yang mampu mentarbiyah seluruh makhluk di alam semesta ini.
ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Artinya: Yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah nama Allah. Sebagaimana diyakini oleh Ahlusunnah wal Jama’ah bahwa Allah memiliki nama-nama yang terindah. Allah ta’ala berfirman, “Milik Allah nama-nama yang terindah, maka berdo’alah kepada Allah dengan menyebutnya.” (QS. Al A’raaf: 180).
            مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ
Artinya: Yang menguasai hari akhir.
مَٰلِكِ  adalah zat yang memiliki kekuasaan atau penguasa. Penguasa itu berhak untuk memerintah dan melarang orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya. Dia juga yang berhak untuk mengganjar pahala dan menjatuhkan hukuman kepada mereka.
يَوۡمِ ٱلدِّينِ adalah hari kiamat. Disebut sebagai hari pembalasan karena pada saat itu seluruh umat manusia akan menerima balasan amal baik maupun buruk yang mereka kerjakan sewaktu di dunia. Pada hari itulah tampak dengan sangat jelas bagi manusia kemaha kuasaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya. Pada saat itu akan tampak sekali kesempurnaan dari sifat adil dan hikmah yang dimiliki Allah.
Kedua penjelasan yang telah diungkapkan diatas dikuatkan dengan sebuah tafsir yang mengartikan bahwa kata مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ditafsirkan sebagai berikut :
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ
Artinya: “hanya padamulah kamu menyembah dan hanya padamulah kami meminta pertolongan.
            Makna ayat ini, secara Bahasa bermakna: “Kami hanya menujukan ibadah dan isti’anah (permintaan tolong) kepada-Mu.” Artinya ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah. Tidak boleh menujukan ibadah kepada selain-Nya. Sehingga makna dari ayat ini adalah, ‘Kami menyembah-Mu dan kami tidak menyembah selain-Mu. Kami meminta tolong kepada-Mu dan kami tidak meminta tolong kepada selain-Mu.
        ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ
           
Artinya : “ tunjukanlah kami jalan yang lurus”.
            Dalam Tafsir Sofwatu Tafasir, ayat ini menjelaskan bahwa terkandung doa, dimana kita meminta ditunjukan ke dalam jalan Allah yang lurus. Dan ditetapkan dalam agama islam dimana nabi Allah diutus.
            صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ
Artinya: “( Yaitu) jalan yang kau berikan kepada orang-orang yang kau beri nikmat kepada mereka.”     
Syekh Muhammad Ali As-shobuni menjelaskan bahwa ayat صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ Adalah “ Jalan bagi orang yang diberikan kenikmatan. Mereka adalah dari golongan nabi, orang-orang jujur, orang-orang Syahid dan orang-orang Shaleh”.
غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Artinya: “Bukan mereka yang dimurkai dan bukan mereka yang sesat”.
Dalam Aisarut tafasir dijelaskan bahwa orang yang dimurkai adalah orang yang sudah mengetahui kebenaran akan tetapi tidak mau mengamalkannya. Contohnya adalah kaum Yahudi dan semacamnya. Sedangkan orang yang tersesat adalah orang yang tidak mengamalkan kebenaran gara-gara kebodohan dan kesesatan mereka. Contohnya adalah orang-orang Nasrani dan semacamnya. Sehingga di dalam ayat ini tersimpan motivasi dan dorongan kepada kita supaya menempuh jalan kaum yang shalih. Ayat ini juga memperingatkan kepada kita untuk menjauhi jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang sesat dan menyimpang.

D.    Kandungan Nilai Pendidikan
Surat yang demikian ringkas ini sesungguhnya telah merangkum berbagai pelajaran yang tidak terangkum secara terpadu di dalam surat-surat yang lain di dalam Al Quran. Surat ini mengandung intisari ketiga macam tauhid.
Selain itu surat ini juga mencakup intisari masalah kenabian yaitu tersirat dari ayat Ihdinash shirathal mustaqiim. Sebab jalan yang lurus tidak akan bisa ditempuh oleh hamba apabila tidak ada bimbingan wahyu yang dibawa oleh Rasul. Surat ini juga menetapkan bahwasanya amal-amal hamba itu pasti ada balasannya.


Resume Makalah Kelompok 2
 (Asal-Usul Kejadian Manusia)

A.    Surat Al-Mu’minun Ayat 12-16

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ١٢  ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤ ثُمَّ إِنَّكُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ لَمَيِّتُونَ ١٥  ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تُبۡعَثُونَ ١٦
Ø  Terjemahan
 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (14). Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati (15). Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat (16).”

Ø  Penafsiran Ayat  (Penjelasan)
Pada ayat ini menjelaskan tentang asal usul kejadian manusia, yang menurut sekelompok mufasir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan manusia adalah adam. Dan pada hakikatnya manusia lahir dari sari tanah, kemudian sari pati itu mengalami perkembangan kejadian sehingga menjadi air mani (nutfah).
Apabila terjadi perkawinan air mani dan sel telur, maka mulailah perkembangan darah beku, yaitu sel-sel hidup yang kepadanya sel-sel telur terbagi setelah perkawinannya,  perkembangannya ini dinamakan dengan ‘alaqoh (darah beku) karena ada keserupaan yang besar antara darah dengan lintah air.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan :
§  Kejadian manusia yang diterima oleh akal dan fikiran.
§  Mendorong bersyukur kepada Allah SWT yang telah mencitakannya dari setetes air mani sehingga menjadi mahluk yang sempurna yang dapat menyaksikan kekuasaan dan keagungan-Nya.
§  Pada akhirnya semua manusia akan mati dan akan menerima segala balasanya dihari kiamat.

B.     Surat Al-Alaq Ayat 1-5
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١  خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٢  ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٣  ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
Ø  Terjemahan
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).”

Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Pada ayat pertama Allah memerintahkan manusia membaca ( mempelajari, meneliti dan sebagainyaa).
Pada ayat kedua Allah menyebutkan bahwa di antara yang telah ia ciptakan adalah manusia, yang menunjukan mulianya manusia itu adalah itu dalam pandangan-nya, allah menciptakan manusia itu dari alaqah (ziqot) yakni telur yang sudah terbuahi sperma, yang sudah dalam menempel di rahim ibu. Karena sudah menempel itu,  maka zigot dapat berkembang menjadi manusia dengan dengan demikian asal usul manusia itu adalah sesuatu yang tidak ada artinya, tetapi kemudian menjadi manusia yang perkasa.
Pada ayat ketiga Allah menyuruh manusia membaca lagi, yang mengandung arti bahwa membaca yang akan membuahkan ilmu dan iman, itu perlu di lakukan berkali kali minimal dua kali. Bila alquran atau alam ini di baca dan di selidiki berkali kali.maka manusia akan menemukan bahwa allah itu pemurah. yaitu bahwa ia akan mencurahkan pengetahuan-nya kepadanya dan akan memmperkokoh imannya.
Pada ayat keempat dan kelima menjelaskan di antara bentuk kemurahan allah adalah Ia mengajari manusia mampu mengunakan alat tulis. Mengajari di sisni maksudnya memberinya kemampuan mengunakanya dengan kemampuan mengunakan alat tulis itu. Manusia dapat menuliskan temuanya sehingga ilmu itu dapat di kembangkan. dengan demikian manusia dapat mengetahui apa yang sebelumnya belum di ketahui artinya ilmu itu akan terus berkembang demikianlah besarnya fungsi baca tulis.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan:
§  Membaca dan mendalami ayat ayat allah harus karena Dia dan dengan meminta bantuanya supaya ilmu yang di hasilkan bermanfaat bagi umat manusia.
§  Membaca atau meneliti ayat-ayat itu harus di lakukan berkali kali artinya secar terus menerus supaya terus menerus pula meningkatkan penguasan ilmu pengetahuan.
§  Membaca tidak akan bisa meresap ke dalam jiwa, melainkan setelah berulang-ulang dan dibiasakan.



Resume Makalah Kelompok 3
 (Mengenal Allah SWT)

A.    Surat Al-Hashr Ayat 22-24

هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِۖ هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ٢٢ هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ٢٣ هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ٢٤
Ø  Terjemahan
            “Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (22). Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (23). Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (24).”

Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ
Artinya: “Dialah Allah! Yang tiada Tuhan melainkan Dia." (pangkal ayat 22). Inilah pokok pegangan orang pertama dan utama. Segala perhatian dan ingatan di­tujukan kepadaNya, Allah Tuhan Yang Satu.”

عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِۖ

Artinya: “Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.” 
            Oleh karena Allah itu meliputi akan segala ruang dan segala waktu, niscaya bagi Allah sama saja diketahuinya yang ghaib dan yang nyata. 
            Sedang bagi kita sebagai makhluk lebih banyaklah yang ghaib dari pada yang nyata. Bahkan apa yang disangka nyata itu, bagi kita pun masih ghaib.

هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya: “Dia adalah Maha Murah, Maha Penyayang.”
           
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
Artinya: “Dialah Allah, yang tiada Tuhan selain Dia!”

ٱلۡمَلِكُ

Artinya: "Maha Raja," 
            Seluruh alam ini, langit serta bumi, bulan serta bintang, awan yang ber­arak, ombak yang berdebur sebagai suatu kerajaan. Maha Rajanya hanya satu, yaitu Allah! Tidak ada kekuasaan satu raja pun dalam dunia ini yang menyamai Kemaharajaan Allah.

B.     Surat Ar-Rum Ayat 22-25

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ خَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفُ أَلۡسِنَتِكُمۡ وَأَلۡوَٰنِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡعَٰلِمِينَ ٢٢ وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبۡتِغَآؤُكُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَسۡمَعُونَ ٢٣ وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ يُرِيكُمُ ٱلۡبَرۡقَ خَوۡفٗا وَطَمَعٗا وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَيُحۡيِۦ بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَآۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ٢٤ وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَن تَقُومَ ٱلسَّمَآءُ وَٱلۡأَرۡضُ بِأَمۡرِهِۦۚ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمۡ دَعۡوَةٗ مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ إِذَآ أَنتُمۡ تَخۡرُجُونَ ٢٥

Ø  Terjemahan
            “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (22). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan (23). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya (24). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur) (25).
Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
            Di antara bukti-bukti keberadaan-Nya dan tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaany-Nya ialah Dia menciptakan langit yang penuh sesak dengan bintang-bintang dan planet baik yang tetap maupun yang beredar.
            Dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah  berbeda-bedanya bahasa kalian yang tidak ada batasnya,ada yang berbahasa Arab, ada yang berbahasa Perancis, Inggris, Hindustan, Cinaa dan lain sebagainya. Yang tiada seorangpun yang mengetahui banyaknya  melainkan hanya yang menciptakan bahasa-bahasa (Allah).
            Sesungguhnya pada hal-hal yang telah disebutkan tadi terkandung bukti-bukti yang jelas bagi orang yang berilmu, yaitu memikirkan tentang makhluk yang diciptakan oleh Allah       SWT. Tidak sesekali menciptakan makhluknya secara Cuma-Cuma, tetapi untuk tujuan hikmat yang mendalam, yang terkandung didalamnya pelajaran bagi orang-orang yang menggunakan akal pikiranya.
            Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah kalian  tidur dimalam hari dan istirahatnya kalian  padanya sehingga terhentilah aktifitas dan perasaan kalian  dikala itu. Dan usaha kalian dlam rangka mencari rezeki pada siang hari yaitu dengan mengerjakan  hal-hal yang dapat menghidupi kalian.
            Sesungguhnya di dalam apa yang telah diciptakan oleh Allah itu terkandung pelajaran dan bukti-bagi orang-orang yang mau mendengarkan nasehat-nasehatnya, lalu mereka mengamalkannya dan memahami hujjah-hujjahnya yang ditujukan kepada mereka, bahwasnnya  yang menciptakan kesemuanya itu mampu untuk menghidupkan kembali  semua makhluk  dan mengembalikan mereka, hal ini amatlah mudah baginya.
            Dan di antara tanda-tanda yang menunjukan kebesaran kekuasaanya ialah bahwa dia memperlihatkan pada kalian kilat , yang karenanya kalian merasa takut terhadap suara gemuruh yang timbul darinya, dan sekaigus berharap akan hujan yang diakibatkannya turun dari langit. Karena dengan air hujan itu  yang tadinya bumi tandus  tiada tanaman dan  pepohonan dengannya akan  menjadi hidup subur.
            Segala sesuatunya bejalan seperti itu, hinggah masa berlakunya tatanan dunia ini habis,  pada saat itu akan kacaulah tatanan alam, lalu bumi ini diganti dengan bumi yang lain, gunung-gunung akan hancur lebur, Dan pada saat itu kalaian akan keluar dari kubur kalian dengan segera, yaitu sewaktu Penyeru (Malaikat Israfil) memanggil kalian untuk hidup kembali.



Resume Makalah Kelompok 4
(Makna Kerasulan Dan Pendidikan)

A.     Surat An-Nisa Ayat 115-118

وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا ١١٥ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا ١١٦ إِن يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ إِنَٰثٗا وَإِن يَدۡعُونَ إِلَّا شَيۡطَٰنٗا مَّرِيدٗا ١١٧ لَّعَنَهُ ٱللَّهُۘ وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنۡ عِبَادِكَ نَصِيبٗا مَّفۡرُوضٗا ١١٨
Ø  Terjemahan
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (115). Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya (116). Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka (117). Yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) (118).”

Ø  Makna Kosa Kata
Dan mengikuti : وَيَتَّبِعۡ
Yang menentang : يُشَاقِقِ
 Dan dia mengampuni : يُشَاقِقِ
 Mempersekutukan : يُشۡرَكَ
Tempat kembali : مَصِيرًا
Hamba-hamba : عِبَادِكَ
Ø  PenafsiranAyat (Penjelasan)
Maksud dari ayat 115 sebagaimana dijelaskan oleh al-Maraghi adalah sebagai berikut: Barang siapa yang menentang Rasul dengan cara murtad dari Islam dan menunjukan dengan jelas permusuhan kepadanya, setelah tampak dengan jelas hidayah (petunjuk) pada ucapannya, dan ditegakan argumentasi yang kuat, serta mereka mengikuti jalan yang tidak sesuai petunjuk, maka kami (Rasul) akan membiarkan mereka itu berada dalam kesesatan.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
§  Pertama, makna kerasulan tersebut mengingatkan tentang pentingnya pendidikan akhlak (Substansinya pada Materi pelajaran).
§  Kedua, makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya mentaati guru. Para rasul yang diutus oleh Allah SWT adalah guru bagi kaumnya.
§  Ketiga, makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang pentingnya profesionalisme bagi seorang guru.
§  Ke-empat, makna kerasulan tersebut juga mengingatkan tentang banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang guru.



Resume Makalah Kelompok 5
(Makna Keberadaan Alam)

A.    Surat Al-Baqarah Ayat 21

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ٢١

Ø  Terjemahan
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa (21).”

Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Ayat ini mengatakan bahwa Pencipta kalian juga merupakan zat yang ‎merawat dan mengayomi, dan demi pertumbuhan dan perkembangannya, Allah telah menentukan program dan kewajiban-kewajiban kalian. ‎Allah telah menetapkan undang-undang. Ingatlah betapa meletakkan undang-‎undang dan peraturan hanyalah hak Allah yang telah menciptakan kalian. ‎Dengan demikian taatlah kepada-Nya. Hanya perintah-Nya-lah yang patut ‎kalian junjung tinggi dan keuntungannya akan kembali kepada kalian sendiri. ‎Jauhilah noda dan kejelekan serta dekatilah kebaikan dan kesucian.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
1.      Semua para nabi bersifat umum dan tidak terbatas pada sekelompok orang ‎tertentu..
  1. Salah satu sebab dan falsafah ibadah kepada Allah ialah untuk ‎menyatakan rasa bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang tak terhingga ‎kepada kita dan kepada orang-orang tua kita.
  2. Nikmat penciptaan adalah nikmat yang paling utama dan terbesar yang ‎telah diberikan Allah kepada kita. Nikmat ini menuntut ketaatan kita kepada ‎seluruh perintah Ilahi.‎
  3. Ibadah adalah faktor ketakwaan dan kesucian. Jika ibadah tidak ‎menambah spirit ketakwaan dalam diri kita, maka itu bukan ibadah. ‎
  4. Kita harus ingat dan waspada supaya jangan sampai membuat dan ‎membiarkan adat dan tradisi orang-orang tua kita bertentangan dengan ‎perintah Ilahi, sebab mereka juga merupakan makhluk-makhluk Allah.
  5. Kita memerlukan Allah demi perkembangan dan kesempurnaan kita. Kita ‎harus pasrah mutlak kepada aturan dan ketentuan Allah. ‎
  6. Kita jangan sombong dengan ibadah kita sebab ujub (berbangga diri) yaitu rasa takjub ‎kepada diri sendiri serta sifat riya’ (pamer) akan mencegah kita untuk sampai kepada ‎takwa.

B.     Surat Al-Baqarah Ayat 22

ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٰشٗا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءٗ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٢٢
Ø  Terjemahan
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui (22).”

Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Di dalam ayat tersebut dijelaskan bagaimana Allah memerintahkan beribadah pada hamba-Nya, dengan menggambarkan latar belakang, seputar penciptaan, fungsi bumi dan langit, kemakmuran akibat yang ditimbulkan bumi dan langit, dan rizki dibalik penciptaan itu. Namun, manusia terhalangi pandangannya sehingga merasa bahwa langit dan bumi seisinya itulah yang bisa diandalkan sebagai tempat berpijak, tempat bergantung dan sumber rezeki. Padahal semua itu dari Allah SWT. Artinya Allah yang mengerjakan semua itu, menciptakan semua itu dan me-manage semuanya. Allah-lah yang berhak disembah, sehingga manusia hanya menyembah kepada-Nya. Ibadah hanya sah bagi hamba, dan tertuju kepada Pencipta hamba. Karena itu sang hamba harus mengenal Penciptanya, dimana, Allah bertajalli melalui ciptaan-Nya. Tajallinya Allah bukan penyatuan Wujud-Nya dengan wujud makhluk-Nya yang disebut dengan pantheisme. Tetapi, Tajallinya Allah adalah penampakan yang disaksikan oleh jiwa terdalam dari para hamba-Nya.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
1.         Memperhatikan nikmat-nikmat Allah merupakan cara terbaik untuk ‎mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya. Oleh sebab itu ayat ini ‎menjelaskan nikmat-nikmat Ilahi kepada manusia setelah ayat sebelumnya ‎memerintahkan supaya kita menyembah Allah.‎
2.         Adanya eko-sistem dan kerjasama antara langit dan bumi merupakan bukti ‎terbaik mengenai adanya Zat Pencipta alam semesta yang Maha Perkasa.‎
3.         Dari dua kalimat “Ja’alla lakum” dan “Rizqan lakum” bisa kita pahami ‎bahwa Allah menciptakan alam ini untuk manusia, dan tujuan terakhir dari ‎diciptakannya makhluk-makhluk lain ialah supaya dimanfaatkan oleh manusia.‎
4.         Keteraturan dan kerjasama antara anggota alam semesta ini merupakan ‎bukti yang paling jelas mengenai adanya perhatian Allah serta ke-Esaan-Nya. ‎Maka kita harus menyembaah Tuhan Yang Esa dan jangan menjadikan ‎sekutu-sekutu bagi Allah dalam soal penciptaan.‎
5.         Mengenal dan menyembah Allah adalah masalah yang sesuai dengan ‎tuntutan fitrah. Naluri semua manusia mengalami hal ini. Karena itu Allah ‎berfirman: وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ : Sedangkan kalian mengetahui.‎
6.         Air dan tanah adalah perantara, tetapi tumbuhnya tanaman ada di tangan ‎Allah. Karena itu Allah berfirman: “Maka Dia menghasilkan dengan air itu ‎buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian.”



Resume Makalah Kelompok 6
(Aspek Pendidikan Yang Terkandung Dalam Rukun Iman Pada Kehidupan Akhirat)

A.    Surah Al-Qaf Ayat 19-23
وَجَآءَتۡ سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ بِٱلۡحَقِّۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنۡهُ تَحِيدُ ١٩ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِۚ ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡوَعِيدِ ٢٠  وَجَآءَتۡ كُلُّ نَفۡسٖ مَّعَهَا سَآئِقٞ وَشَهِيدٞ ٢١ لَّقَدۡ كُنتَ فِي غَفۡلَةٖ مِّنۡ هَٰذَا فَكَشَفۡنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ ٱلۡيَوۡمَ حَدِيدٞ ٢٢  وَقَالَ قَرِينُهُۥ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ ٢٣

Artinya: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, itulah yang kamu selalu lari daripadanya (19). Dan ditiuplah sangkakala, itulah hari terlaksananya ancaman (20). Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi (21). Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam (22). Dan yang menyertai dia berkata: "Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku" (23).”[3]
Ø  Makna Kosa kata
v  وَجَآءَتۡ سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ Maksudnya bahwa sakaratul maut yang pada umumnya manusia berusaha keras menghindarinya kini datang juga tanpa dapat dihindari lagi.
v  وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ Maksudnya adalah bahwa pada saat sangkakala ditiup pada tiupan yang pertama, maka itulah masa yang keadaannya amat dahsyat, yaitu saat di mana Allah menjanjikan balasan siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah.
v   وَجَآءَتۡ كُلُّ نَفۡسٖ مَّعَهَا Maksudnya adalah bahwa pada saat manusia datang menghadap Tuhannya disertai malaikat yang mengiringi (Saiq), dan malaikat yang menjadi saksi (syahid). Malaikat ini memberi kesaksian terhadap amal perbuatan yang dilakukan manusia selama masa hidupnya di dunia.
v  وَقَالَ قَرِينُهُۥ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ Maksudnya adalah menginformasikan bahwa adanya malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia, kematian yang akan menjemputnya dan kehidupan akhirat yang akan dijalaninya sering dilupakan.

Ø  Asbabun Nuzul Surah Qaf
Surat Qaaf terdiri atas 45 ayat, termasuk golongan surat-surat makiyyah diturunkan sesudah surat Al Mursalaat (surat ke 77). Dinamai “QAF” karena surat ini dimulai dengan huruf hijayah “Qaf”.

Ø  Penafsiran Ayat
Di dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa ayat-ayat tersebut dikelompokkan bersamaan dalam ayat 16, 17, dan 18 surat Qaf yang menginformasikan bahwa Tuhan mengetahui sesuatu yang bergetar dan tergores dalam hati manusia, dan Tuhan secara rohaniah lebih dekat dengan manusia dari pada urat lehernya.[4] Pada ayat tersebut juga dijelaskan bahwa setiap amal perbuatan manusia senantiasa dicatat dua malaikat yang berada disebelah kanan dan disebelah kiri.
Dari pengelompokkan tersebut dapat diketahui bahwa ayat 19 hingga 23 surat Qaf tersebut berhubungan dengan pembicaraan di sekitar niat, ucapan dan amal perbuatan manusia yang selalu dipantau oleh Allah melalui malaikat-Nya. Hasil pemantauan tersebut selanjutnya dapat diketahui secara obyektif di akhirat nanti.
Al-Maraghi lebih lanjut mengatakan bahwa ayat yang ke 19 maksudnya adalah sakaratul maut yang pada umumnya manusia berusaha keras menghindarinya kini datang juga tanpa dapat dihindari lagi.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
Ayat ini menunjukkan bahwa kelak di hari Kemudian akan nampak hakikat-hakikat yang tersembunyi dalam kehidupan dunia ini. Kalau di dunia seseorang belum melihat malaikat, maka disana ia akan dapat melihatnya. Kalau disini banyak yang menduga sebab-sebab lahiriah adalah faktor yang menghasilkan sesuatu, maka disana ia akan menyadari bahwa secara penuh bahwa Allah adalah penyebab semua sebab.

B.     Surah Al-A’la Ayat 14-19
 قَدۡ أَفۡلَحَ مَن تَزَكَّىٰ ١٤  وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ ١٥ بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا ١٦  وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰٓ ١٧ إِنَّ هَٰذَا لَفِي ٱلصُّحُفِ ٱلۡأُولَىٰ ١٨  صُحُفِ إِبۡرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ ١٩

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14). Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang (15). Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi (16). Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (17). Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu (18). (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (19).”[5]

Ø  Makna Kosa kata
v  أَفۡلَحَ  Artinya beruntung dan selamat dari siksaan di akhirat.
v  تَزَكَّىٰ Artinya bersih dari kotoran dosa yang disebabkan menentang kebenaran dan keras hati.
v  وَذَكَرَ ٱسۡمَ رَبِّهِ Artinya menyebutkan sifat-sifat Allah dalam hati, seperti tentang keagungan dan kehebatan-Nya.
v  فَصَلَّىٰ Artinya merendahkan dan menundukan dirinya terhadap segala perintah Allah.

Ø  Asbabun Nuzul Surah Al-‘Ala
Surat Al-‘Alaa terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-suratmakiyyah diturunkan sesudah surat At Takwiir (surat ke 81). Dinamai “Al-‘Ala” karena diambil dari kata Al-‘Ala yang terdapat pada ayat pertama berarti “Yang Paling Tinggi”.
Ø  Penafsiran Ayat
Didalam tafsir al-maraghi dijelaskan sebagai berikut aflaha artinya beruntung dan selamat dari siksaan di akhirat; tadzakka artinya bersih dari kotoran dosa yang disebabkan menentang kebenaran dan keras hati. Wadzakara asma rabbih artinya menyebutkan sifat-sifat Allah dalam hati, seperti tentang keagungan dan kehebatan-Nya. Sedangkan fa shalla artinya merendahkan dan menundukan dirinya terhadap segala perintah Allah.[6]
Jiwa yang bersih sebagaiman disebutkan pada ayat tersebut dapat dilakukan dengan keimanan kepada Allah serta menolak kenusyrikan, serta membenarkan terhadap segala yang dibawa oleh Rasulullah SAW disertai amal salih.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
(a)    Anjuran untuk mengeluarkan zakat, berdzikir, dan shalat.
(b)   Perintah untuk zuhud di dunia dan selalu mengharap akhirat, karena dunia akan segera hancur dan akhirat akan kekal selamanya.
(c)    Kandungan semua kitab samawi adalah sama.

C.    Surat Al-Hadid Ayat 20

ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ ٢٠

Artinya: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (20).”[7]

Ø  Makna Kosa Kata
v  يَهِيجُ Dipahami oleh banyak ulama dalam arti menjadi kering, ada juga yang memahaminya dalam arti bangkit. Menguat dan meninggi dengan demikan periode ini sebelum tumbuhan itu layu dan kering. Dunia adalah tempat dimana perlindung menyangkut masa depan tidak dapat dicari dan diperoleh kecuali di kala hidup bermukim  di pentasnya. Adapun aktivitas yang dilakukan jika di lakukan semata-semata buat semesta.
v  لَعِبٞ Permainan digunakan oleh Al-Qur’an dalam arti suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelakunya bukan untuk suatu tujuan yang wajar dalam arti membawa manfaat atau mencegah madharat ia dilakukan tanpa tujuan bahkan hanya menghabiskan waktu sedangkan suatu perbuatan yang mengakibatkan kelengahan pelakunya dari pekerjaan yang bermanfaat atau lebih bermanfaat dan penting dari pada yang sedang dilakukannya.
v  وَزِينَةٞ Perhiasan karena berhias adalah adat kebiasaan remaja lalu.
v  تَكَاثُرٞ Berbangga-bangga karena inilah sifat pemuda.

Ø  Penafsiran Ayat
Menurut Al-Maraghi bahwa ayat tersebut menggambarkan sifat dari kehidupan dunia, diantaranya adalah yang mudah sirna, sebagaimana halnya hujan yang turun dan membelah bumi yang tandus, kemudian beraneka ragam tanaman tumbuh, hijau menguning, menyenangkan petani atau orang yang menanamnya, kemudian tidak lama pohon tersebut menua, layu dan kering kemudian mati.[8] Hal ini tidak berarti bahwa seseorang dilarang mencari dan menikmati kehidupan dunia, namun yang dianjurkan agar ia tidak terperdaya hanya mementingkan kehidupan didunia, melupakan akhirat.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, terlihat bahwa keimanan terhadap hari akhirat paling kurang memiliki empat implikasi kependidikan sebagai berikut:
v  Pertama, implikasi materi atau muatan pendidikan. Yakni bahwa keimanan terhadap hari akhirat merupakan bagian terpenting dari materi pelajaran yang harus diberikan.
v  Kedua, implikasi materi atau muatan pendidikan akhlak sebagai hasil dari materi pendidikan keimanan..
v  Ketiga, implikasi evaluasi pendidikan yang berfungsi untuk melihat hasil pendidikan secara obyektif.
v  Keempat, implikasi administrative, yakni bahwa hasil dari proses pendidikan sekecil apapun harus dihitung, dinilai, dan dipadukan secara komprehensif dan dikoleresikan antara satu bagian dengan bagian yang lain, sehingga dapat diketahui hasilnya secara utuh.


Resume Makalah Kelompok 7
(Posisi Akal Dan Nafsu Dalam Islam Serta Kedudukannya Dalam Pendidikan Islam)

A.    Surat Al-Imran Ayat 190-191

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١

Ø  Terjemahan
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190). (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (191).”
Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Allah Swt pada ayat 190 surah Ali Imran mengajak manusia untuk berpikir dan merenungi tentang penciptaan langit-langit dan bumi. Kemudian pada ayat berikutnya Allah Swt menjelaskan hasil  dan buah dari berpikir ini. Ayat ini juga menjelaskan tentang keesaan Tuhan Sang Pencipta dan menyatakan bahwa apabila manusia memikirkan dengan cermat dan menggunakan akalnya terkait dengan proses penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, maka ia akan menemukan tanda-tanda jelas atas kekuasaan Allah Swt; maha karya dan rahasia-rahasia yang menakjubkan yang akan menuntun para hamba kepada Allah SWT dan hari Kiamat serta menggiring mereka pada kekuasaan Ilahi yang tak terbatas.
Abstrak dan ringkasan makna dua ayat ini adalah mereka yang menyaksikan, didasari dengan pemikiran dan perenungan, penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, pemikiran dan perenungan ini menyebabkan mereka senantiasa akan mengingat Tuhan. Dengan perantara ini mereka akan menyadari bahwa Allah Swt segera akan membangkitkan mereka dan atas dasar itu ia memohon rahmat-Nya serta meminta supaya janji yang diberikan kepada mereka dapat terealisasi.

B.     Surat As-Sad Ayat 26

يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ٢٦

Ø  Terjemahan
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan (26).”

Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan pengangkatan Nabi Daud sebagai penguasa, dan pengangkatannya sebagai penegak hukum di kalangan rakyatnya. Allah SWT menjelaskan dan menyatakan bahwa dia mengangkat Daud sebagai penguasa yang memerintah kaumnya. Pengertian penguasa diungkapkan dengan khalifah, yang artinya pengganti, adalah sebagai isyarat agar Daud dalam menjalankan kekuasaannya selalu dihiasi dengan sopan santun yang baik, yang diridai Allah, dan dalam melaksanakan peraturan hendaknya berpedoman kepada hidayah Allah. Dengan demikian sifat-sifat khalifah Allah tergambarlah pada diri pribadinya. Maka rakyatnya pun tentu akan menaati segala peraturannya dan tingkah lakunya yang patut diteladani. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Dia menyuruh Daud agar memberi keputusan terhadap perkara yang terjadi antara manusia dengan keputusan yang adil dengan berpedoman pada wahyu yang diturunkan kepadanya. Dalam wahyu itu terdapat hukum yang mengatur kesejahteraan manusia di dunia dan kebahagiaan mereka di akhirat dan melarangnya memperturutkan hawa nafsunya dalam melaksanakan segala macam urusan yang berhubungan dengan kesejahteraan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Dalam ayat ini juga terdapat isyarat yang menunjukkan pengangkatan Daud sebagai Rasul dan tugas-tugas apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang Rasul serta mengandung pelajaran bagi para pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya.
Pada akhir ayat Allah SWT menjelaskan akibat dari orang yang memperturutkan hawa nafsu dan hukuman apa yang pantas dijatuhkan kepadanya.


Resume Makalah Kelompok 8
(Ilmu Pengetahuan)

A.    Surat Al-Mujadalah Ayat 11

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَكُمۡ تَفَسَّحُواْ فِي ٱلۡمَجَٰلِسِ فَٱفۡسَحُواْ يَفۡسَحِ ٱللَّهُ لَكُمۡۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ١١
Ø  Terjemahan
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (11).”

Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat tinggi kedudukan orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu. Orang-orang yang beriman diangkat kedudukannya oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan orang-orang yang berilmu diangkat kedudukannya karena mereka dapat memberbanyak manfaat kepada orang lain. Ilmu disini tidak terbatas pada ilmu-ilmu agama saja, tetapi termasuk di dalamnya ilmu-ilmu keduniaan. Apapun ilmu yang dimiliki seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, ilmu itu tergolong salah satu dalam tiga pusaka yang tidak akan punah meskipun pemiliknya telah meninggal dunia. Tiga pusaka dimaksud adalah sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kepada orang tuanya.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
§  Etika Dalam Majlis.
§  Manfaat Beriman dan Berilmu Pengetahuan.
§  Contoh semangat dalam mencari Ilmu.

B.     Surat Az-Zumar Ayat 9

أَمَّنۡ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٩
Ø  Terjemahan
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (9).”

Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Ayat ini membandingkan antara orang yang mengetahui (berilmu) denn orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu). Maka jelaslah orang-orang yang berilmu itu lebih memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu. Dan cara yang paling tepat untuk memperoleh ilmu pengetahuan itu adalah melalui pendidikan (belajar). Karena melalui pendidikan itu ilmu akan dapat ditransfer dan melalui pendidikan pula ilmu akan berkembang, baik itu ilmu-lmu umum maupun ilmu-ilmu agama.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
§  Dengan Mengetahui atau memperdalam ilmu pengetahuan, kita dapat membedakan mana Amal yang baik dan mana yang maksiat.
§  Dan sedangkan Yang tidak mengetahui atau memperdalam ilmu pengetahuan, maka orang tersebut tidak mempunyai harapan sedikitpun akan mendapat pahala dari Amal baik yang dilakukannya, dan tidak menduga sama sekali kan mendapat hukuman dari amal buruknya.
§  Orang yang berakal dapat mengambil pelajaran, baik pelajaran dari pengalaman hidupya atau dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang terdapat di langit dan di bumi serta isinya.

C.    Surat At-Taubah Ayat 122
۞وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ١٢٢
Ø  Terjemahan
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (122).”

Ø  Penafsiran Ayat (Penjelasan)
Dalam ayat ini menjelaskan tentang kewajiban menuntut ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu-ilmu agama Islam yang juga sama-sama merupakan salah satu cara dan alat dalam berjihad. Menuntut ilmu, serta mendalami ilmu pengetahuan agama juga merupakan suatu perjuangan yang meminta kesabaran dan pengorbanan tenaga serta harta benda. Peperangan bertujuan untuk mengalahkan musuh-musuh Islam, serta untuk mengamankan jalannya da’wah Islamiyah. Sedangkan menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama bertujuan untuk mencerdaskan Umat dan mengembangkan agama Islam, agar dapat disebarluaskan dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.

Ø  Kandungan Nilai Pendidikan
1.      Dengan memperdalam ilmu pengetahuan maka kelak kita akan mengamalkan/mengajarkannya kepada Saudara-saudara kita yang tidak mengetahui, agar supaya kecerdasan umat islam dapat meningkat.
2.      Umat islam yang berpengetahuan haruslah menjadi Mercusuar bagi umatnya, mengamalkan ilmunya, dan membimbing orang lain agar Mendapatkan ilmu.
3.      Menunut ilmu haruslah di dasari dengan niat yang baik agar apa yang kita pelajari dapat bermanfaat dan insyallah akan memperoleh pahala dari Allah SWT.
4.      Dengan menuntut ilmu pula insyaalah kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.


[1]Syekh Muhammad Ali As-shobuni, Sofwatu tafasir jilid 1 h. 19
[2]Ibid
[3] Al Qur’an dan Terjemahnya, “EDISI REVISI”, (Juz. 26; Jakarta: Mahkota Surabaya, 2 Januari 1989) h. 853.

[4] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, ( Jilid, IX; Semarang: Toha Putra, 1989) halaman 158.
[5] Al Qur’an dan Terjemahnya, “EDISI REVISI”, (Juz. 30; Jakarta: Mahkota Surabaya, 2 Januari 1989)  h. 1052.
[6] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, ( Jilid, XI; Semarang: Toha Putra, 1989).
[7] Al Qur’an dan Terjemahnya, “EDISI REVISI”, (Juz. 27; Jakarta: Mahkota Surabaya, 2 Januari 1989)  h. 903.
[8] Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, ( Jilid, X; Semarang: Toha Putra, 1989).

3 komentar: